Hizkia Dwiatmaja
Digital Communication/1400410023
Mata Kuliah Riset Media
Model Analisis Framing
Analisis
Framing merupakan salah satu metode untuk menganalisis suatu wacana, khususnya
teks media. Framing merupakan istilah bagaimana suatu fenomena dikemas
sedemikian rupa untuk membimbing individu/kelompok dalam melihat realitas.
Analisis framing digunakan untuk membedah cara maupun ideologi media dalam
mengkonstuksi fakta. Pendekatan framing ini dapat dilihat dalam bagaimana
perspektif yang digunakan oleh wartawan ketika menulis berita. Framing itu
sendiri berfokus kepada seleksi isu, penonjolan dan pola penulisan berita.
Terdapat empat model analisis
framing yang umum digunakan:
1.
Model Murray Edelman
Edelman
menafsirkan framing sebagai kategorisasi, dimana suatu perspektif tertentu
dipakai dengan kata-kata yang tertentu pula untuk menandakan bagaimana realitas
dipahami. Apa yang kita ketahui tentang realias tergantung kepada bagaimana
kita membingkai dan menafsirkan realitas. Framing menurut Edelman adalah
bagaimana pandangan khalayak mengenai fenomena diarahkan dan membentuk
pengertian terhadap fenomena tersebut.
Peristiwa
yang dibungkus dengan kategori tertentu mempengaruhi bagaimana peristiwa
dipahami oleh khalayak. Persepsi khalayak terhadap realitas dibantu dan
dibatasi oleh kategori atau klasifikasi yang dibuat media. Selain itu,
kategorisasi juga berhubungan denan ideologi. Pemakaian kata-kata tertentu
dapat memperkuat pandangan seseorang mengenai suatu masalah.
2.
Model Robert N. Entman
Analisis
framing Entman melihat dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penekanan atau
penonjolan aspek tertentu dari realitas. Seleksi isu merupakan bagaimana fakta
dari realitas yang beragam dipilih untuk disajikan, sedangkan penekanan
meliputi aspek yang lebih disorot karena dianggap penting oleh wartawan.
Penekanan ini dilibatkan oleh nilai atau ideologi wartawan yang terlibat dalam
proses penyajian berita. Framing dibuat dengan menseleksi beberapa pemahaman
dari realitas serta membuatnya lebih menonjol dalam suatu teks agar dapat
memberitahukan sebuah permasalahan yang khusus.
Menurut
Entman, langkah-langkah analisis framing dalam berita dapat dilakukan sebagai
berikut: Pertama mengidentifikasi masalah (Problem
Identification), kemudian mengidentifikasi penyebab masalah (Causal Interpretation), evaluasi moral (Moral Identification), dan saran penanggulangan masalah (Treatment Recommendation).
3.
Model William A. Gamson dan Andre Modigliani
Konsep
framing menurut Gamson dan Modigliani terdiri atas dua pendekatan, yaitu
pendekatan kultural dan pendekatan psikologis atau individual. Dalam pendekatan
kultural dimaknai sebagai batasan wacana dalam konstruksi sebuah wacana.
Sedangkan pendekatan psikologis melihat bahwa pengalaman hidup individu dan
wawasan individu turut berperan dalam mempengaruhi makna pesan yang diterima, berdasarkan Frame of Reference dan Field
of Experience.
Dalam
pendekatan kultural, framing dapat dilihat dari identifikasi kata, metafor,
frase, penempatan tertentu kalimat, serta tanda simbolik lainnya dalam wacana.
Sedangkan dalam pendekatan individu, dapat dilihat dari tingkat keselarasan
antara frame yang ada dengan interpretasi khalayak, yang dapat dilakukan dengan
polling.
4.
Model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki
Menurut Pan
dan Kosicki, dalam framing terdapat empat dimensi struktur teks berita, yaitu sintaksis,
skrip, tematik, dan retoris. Sintaksis
meliputi bagan atau skema berita, seperti bagaimana wartawan menyusun
peristiwa, opini, kutipan, headline yang dipilih, lead, latar belakang
informasi dan sebagainya. Skrip
melihat kelengkapan berita (5w + 1H) serta bagaimana gaya bercerita wartawan
dalam mengemas peristiwa. Struktur tematik
merupakan cara wartawan menulis berita, bagaimana mereka mengungkapkan
pandangannya atas masalah tersebut dan dituangkan kedalam bentuk kalimat,
hubungan antarkalimat, dan teks kesluruhan. Terakhir, retoris merupakan cara wartawan menekankan fakta. Penekanan ini
dapat dilihat dalam pemakaian pilihan kata, grafis, gambar, simbol, maupun
majas.
Model
ini memiliki asumsi bahwa setiap berita memiliki frame sebagai pusat organisasi
ide. Frame dalam hal ini dihubungkan dengan elemen yang terdapat dalam teks
keseluruhan, seperti pemakaian kata atau kalimat tertentu, latar informasi,
grafis yang ada, dan lainnya.
Komparasi. Kelebihan, dan Kekurangan
Model-model Analisis Framing
Secara
umum, seluruh model analisis framing sama-sama membahas mengenai bagaimana
media mengkonstruksi realitas dan menyajikannya pada khalayak. Namun perbedaan
masing-masing model dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain pembingkaian
tingkat wacana, penonjolan suatu bagian peristiwa dalam berita, dan bagaimana
fakta ditekankan.
Model
Entman dan Edelman tidak membahas secara detail mengenai bagaimana fakta
ditekankan, meskipun penjelasan dalam tingkat analisisnya sangat merinci.
Seperti misalnya bagaimana suatu kata, kalimat, maupun grafis dapat dianalisis
untuk mengetahui sebuah framing. Model mereka lebih merujuk kepada pemilihan
fakta dan bagaimana peristiwa dipahami.
Model Gamson
banyak menekankan penandaan serta simbolik yang dapat mengarahkan pandangan
khalayak. Meskipun begitu, model Gamson tidak banyak membahas mengenai seleksi
isu dan penekanan suatu masalah dalam pemberitaan.
Model
Pan dan Kosicki lebih memfokuskan terhadap elemen-elemen struktural berita,
seperti bagaimana pemakaian kata, bentuk kalimat, gaya wartawan mengemas
berita, dan lainnya, yang dapat mengarahkan pandangan khalayak. Model ini
banyak menggunakan pendekatan linguistik yang telah mencakup pembingkaian
wacana, dan penonjolan suatu bagian peristiwa maupun penekanan fakta. Hanya
saja, model ini hanya melihat dari struktural teks, tidak melihat dari sudut
pandang, referensi, dan pengalaman masing-masing khalayak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar