Jumat, 05 Agustus 2016

Macam-macam Model Analisis Framing



Hizkia Dwiatmaja
Digital Communication/1400410023
Mata Kuliah Riset Media

Model Analisis Framing                    

          Analisis Framing merupakan salah satu metode untuk menganalisis suatu wacana, khususnya teks media. Framing merupakan istilah bagaimana suatu fenomena dikemas sedemikian rupa untuk membimbing individu/kelompok dalam melihat realitas. Analisis framing digunakan untuk membedah cara maupun ideologi media dalam mengkonstuksi fakta. Pendekatan framing ini dapat dilihat dalam bagaimana perspektif yang digunakan oleh wartawan ketika menulis berita. Framing itu sendiri berfokus kepada seleksi isu, penonjolan dan pola penulisan berita.
Terdapat empat model analisis framing yang umum digunakan:





1.      Model Murray Edelman
            Edelman menafsirkan framing sebagai kategorisasi, dimana suatu perspektif tertentu dipakai dengan kata-kata yang tertentu pula untuk menandakan bagaimana realitas dipahami. Apa yang kita ketahui tentang realias tergantung kepada bagaimana kita membingkai dan menafsirkan realitas. Framing menurut Edelman adalah bagaimana pandangan khalayak mengenai fenomena diarahkan dan membentuk pengertian terhadap fenomena tersebut.
            Peristiwa yang dibungkus dengan kategori tertentu mempengaruhi bagaimana peristiwa dipahami oleh khalayak. Persepsi khalayak terhadap realitas dibantu dan dibatasi oleh kategori atau klasifikasi yang dibuat media. Selain itu, kategorisasi juga berhubungan denan ideologi. Pemakaian kata-kata tertentu dapat memperkuat pandangan seseorang mengenai suatu masalah.


2.      Model Robert N. Entman
Analisis framing Entman melihat dua dimensi besar, yaitu seleksi isu dan penekanan atau penonjolan aspek tertentu dari realitas. Seleksi isu merupakan bagaimana fakta dari realitas yang beragam dipilih untuk disajikan, sedangkan penekanan meliputi aspek yang lebih disorot karena dianggap penting oleh wartawan. Penekanan ini dilibatkan oleh nilai atau ideologi wartawan yang terlibat dalam proses penyajian berita. Framing dibuat dengan menseleksi beberapa pemahaman dari realitas serta membuatnya lebih menonjol dalam suatu teks agar dapat memberitahukan sebuah permasalahan yang khusus.
            Menurut Entman, langkah-langkah analisis framing dalam berita dapat dilakukan sebagai berikut: Pertama mengidentifikasi masalah (Problem Identification), kemudian mengidentifikasi penyebab masalah (Causal Interpretation), evaluasi moral (Moral Identification), dan saran penanggulangan masalah (Treatment Recommendation).


3.      Model William A. Gamson dan Andre Modigliani
            Konsep framing menurut Gamson dan Modigliani terdiri atas dua pendekatan, yaitu pendekatan kultural dan pendekatan psikologis atau individual. Dalam pendekatan kultural dimaknai sebagai batasan wacana dalam konstruksi sebuah wacana. Sedangkan pendekatan psikologis melihat bahwa pengalaman hidup individu dan wawasan individu turut berperan dalam mempengaruhi makna pesan yang  diterima, berdasarkan Frame of Reference dan Field of Experience.
            Dalam pendekatan kultural, framing dapat dilihat dari identifikasi kata, metafor, frase, penempatan tertentu kalimat, serta tanda simbolik lainnya dalam wacana. Sedangkan dalam pendekatan individu, dapat dilihat dari tingkat keselarasan antara frame yang ada dengan interpretasi khalayak, yang dapat dilakukan dengan polling.

4.      Model Zhongdan Pan dan Gerald M. Kosicki
Menurut Pan dan Kosicki, dalam framing terdapat empat dimensi struktur teks berita, yaitu sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Sintaksis meliputi bagan atau skema berita, seperti bagaimana wartawan menyusun peristiwa, opini, kutipan, headline yang dipilih, lead, latar belakang informasi dan sebagainya. Skrip melihat kelengkapan berita (5w + 1H) serta bagaimana gaya bercerita wartawan dalam mengemas peristiwa. Struktur tematik merupakan cara wartawan menulis berita, bagaimana mereka mengungkapkan pandangannya atas masalah tersebut dan dituangkan kedalam bentuk kalimat, hubungan antarkalimat, dan teks kesluruhan. Terakhir, retoris merupakan cara wartawan menekankan fakta. Penekanan ini dapat dilihat dalam pemakaian pilihan kata, grafis, gambar, simbol, maupun majas.
            Model ini memiliki asumsi bahwa setiap berita memiliki frame sebagai pusat organisasi ide. Frame dalam hal ini dihubungkan dengan elemen yang terdapat dalam teks keseluruhan, seperti pemakaian kata atau kalimat tertentu, latar informasi, grafis yang ada, dan lainnya.

Komparasi. Kelebihan, dan Kekurangan Model-model Analisis Framing
          Secara umum, seluruh model analisis framing sama-sama membahas mengenai bagaimana media mengkonstruksi realitas dan menyajikannya pada khalayak. Namun perbedaan masing-masing model dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain pembingkaian tingkat wacana, penonjolan suatu bagian peristiwa dalam berita, dan bagaimana fakta ditekankan.
          Model Entman dan Edelman tidak membahas secara detail mengenai bagaimana fakta ditekankan, meskipun penjelasan dalam tingkat analisisnya sangat merinci. Seperti misalnya bagaimana suatu kata, kalimat, maupun grafis dapat dianalisis untuk mengetahui sebuah framing. Model mereka lebih merujuk kepada pemilihan fakta dan bagaimana peristiwa dipahami.
            Model Gamson banyak menekankan penandaan serta simbolik yang dapat mengarahkan pandangan khalayak. Meskipun begitu, model Gamson tidak banyak membahas mengenai seleksi isu dan penekanan suatu masalah dalam pemberitaan.
          Model Pan dan Kosicki lebih memfokuskan terhadap elemen-elemen struktural berita, seperti bagaimana pemakaian kata, bentuk kalimat, gaya wartawan mengemas berita, dan lainnya, yang dapat mengarahkan pandangan khalayak. Model ini banyak menggunakan pendekatan linguistik yang telah mencakup pembingkaian wacana, dan penonjolan suatu bagian peristiwa maupun penekanan fakta. Hanya saja, model ini hanya melihat dari struktural teks, tidak melihat dari sudut pandang, referensi, dan pengalaman masing-masing khalayak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar