Sabtu, 21 November 2015

Sejarah Kemajuan Pers dan Jurnalistik



Tugas: UTS
Mata Kuliah: Pengantar Jurnalistik
Oleh: Hizkia Dwiatmaja
1400410023/Digital Communication 
Surya University

Sejarah Kemajuan Pers dan Jurnalistik

1.      Pengertian dan Latar Belakang

 Secara umum, pers adalah seluruh media yang menyampaikan informasi berupa fakta dan laporan kepada masyarakat luas. Sedangkan jurnalistik merupakan kegiatan mengelola laporan harian dan menyebarkannya kepada khalayak mengenai apa saja yang sedang atau telah terjadi di dunia. Pers merupakan media untuk menyampaikan karya jurnalistik dan tidak berguna tanpa prinsip-prinsip jurnalistik, sehingga keduanya berhubungan erat.
Pers dan jurnalistik pada masa sekarang sangatlah berbeda dibandingkan dahulu kala. Pers dan Jurnalistik telah berevolusi seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi. Perkembangannya dapat dilihat dalam sejarah sejak pertama kali pers dan jurnalistik ada.

2.      Perkembangan Pers dan Jurnalistik Dunia

Berkembangnya pers dan jurnalistik dunia dimulai dari munculnya kegiatan jurnalistik pertama yaitu adanya Acta Diurna pada zaman Romawi Kuno masa pemerintahan Julius Caesar (100-44 SM). Acta Diurna memuat hasil sidang, kegiatan senat, peraturan, pengumuman, dan kejadian sehari-hari yang ditempel di dinding atau Forum Romanum, (Stadion Romawi atau forum kota). Pada saat ini muncul jugaDiurnarii”, yang pekerjaannya serupa jurnalis, yaitu orang-orang yang bekerja membuat catatan tentang hasil rapat senat.
 Penyebaran berita dan perkembangan jurnalistik berkembang pesat sejak ditemukannnya mesin cetak oleh Guttenberg pada tahun 1456 dan mesin rotasi William Bullock pada 1863. Set linotip ciptaan Mergenthaler pada 1894 membantu mesin mencetak huruf-huruf yang disatukan sekaligus, tidak lagi secara lepas. Beberapa penemuan lain yang membawa kemajuan dalam proses jurnalistik, antara lain Telegraf oleh Morse (1844), mesin ketik (1895), Telepon oleh Alexander .G.B (1876), dan Radio oleh Marconi (1895).
           
Pada abad 19, muncul televisi CNN Amerika Serikat sebagai media berita yang besar, perusahaan besar film Amerika Serikat, dan era jurnalisme kuning. Jurnalisme kuning adalah surat kabar yang memuat berita sensasional hanya untuk menarik pembaca. Istilah ini diawali oleh perang sengit penyajian berita dalam surat kabar New York Journal dan The New York World.
Jurnalistik online tumbuh pesat pada tahun 1998. Hal ini diawali dengan berita perselingkuhan presiden AS Bill Clinton yang dimuat oleh Mark Druge. Dengan adanya internet, proses penyebaran berita dan jurnalistik sangat dimudahkan, dibuktikan dengan banyaknya jurnalisme warga.
Sekarang media untuk jurnalistik sudah sangat beragam. Mulai dari koran, majalah, media online dan berbagai media yang lainnya

3.      Perkembangan Pers dan Jurnalistik di Indonesia

Perkembangan jurnalistik di Indonesia terdiri dari beberapa fase masa hingga bisa menjadi seperti ini sekarang.

3·1         Zaman Penjajahan Colonial Belanda (1744 - awal abad 19)
Tahap awal pers dan kegiatan jurnalistik berkembang di Indonesia bermula dari tulisan tangan Gubernur Jenderal VOC tentang berita- berita dari Nederland, kemudian terbitnya surat kabar pertama oleh Belanda disusul dengan koran lokal bahasa daerah, melayu, dan bahasa cina. Tujuan utama koran Belanda sebagai pembantu pemerintahan kolonial belanda dan memuat berita resmi dari pemerintah. Sedangkan surat kabar lokal banyak memuat tentang nasionalisme. Namun, peredarannya masih sedikit dan diawasi dengan ketat oleh Belanda. Selain surat kabar, Belanda juga mendirikan siaran radio pertama bernama Bataviase Radio Verening di jakarta pada tahun 1925 untuk memperkuat daerah dan kedudukan. Setelah radio belanda, muncul pula radio-radio swasta lain sebagai pergerakan nasionalisme ataupun dagang.
  
3·2         Masa Penjajahan Jepang (1942 – 1945)
Saat Jepang mengambil alih kekuasaan, banyak koran yang dilarang beredar, terutama koran pribumi, belanda dan cina. Banyak surat kabar diambil alih dan dipaksa bergabung menjadi satu. Surat kabar sangat diawasi ketat dan isinya hanya tentang propaganda dan memuji pemerintah Jepang. Wartawan Indonesia tidak terasah dan tertekan karena semua yang mereka lakukan diarahkan oleh Jepang sehingga tidak ada kebebasan jurnalistik. Walaupun begitu, pers Indonesia mengalami kemajuan seperti majunya penyebaran surat kabar hingga 20.000-30.000 eksemplar per hari. Pada era ini juga mulai diberlakukannya izin penerbitan pers.

3·3         Masa Kemerdekaan (1945-1949)
Setelah Jepang menyerah pada sekutu, kebebasan pers mulai bangkit dan munculah berbagai surat kabar nasional serta Radio Republik Indonesia yang digunakan saat menyiarkan proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Pada masa ini pers menjadi dua bagian, yaitu pers yang terbit dan dikelola oleh pendudukan sekutu dan pers yang diusahakan oleh rakyat Indonesia.

3·4         Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)
Pada 17 Agustus 1950, RIS kembali menjadi NKRI yang menganut demokrasi liberal. Pada masa ini kebebasan pers telah tercantum dalam UUDS. Namun, masih banyak surat kabar yang harus mengikuti kehendak penguasa. Selain itu, surat kabar juga harus memiliki surat ijin terbit untuk peredarannya dan dapat dicabut kapanpun sehingga para wartawan harus bekerja ekstra hati-hati dibawah ketakutan. Tercatat sekitar 42 peristiwa yang dialami pers yang meliputi kekerasan, pembredelan, penahanan, dan penganiayaan wartawan pada tahun 1958.

3·5         Masa Orde Lama (1960-1965) dan Orde Baru
Masa pemerintahan Soekarno, pers semakin tertekan dengan adanya pembredelan massa dan sanksi perijinan pers. Sensor sangat ketat dan dilakukan secara sepihak. Di tahun 1964 Kementerian Penerangan mengontrol semua kegiatan pers dan kebanyakan pers digunakan sebagai sarana untuk menyiarkan kebijakan pemerintah. Di sisi lain, televisi mulai dikembangkan pemerintah menjelang Asian Games IV tahun 1962. Inilah Televisi Republik Indonesia dengan layar hitam putih.

3·6         Masa Orde Baru
Masa orde baru hampir serupa dengan orde lama. Pembredelan masih banyak terjadi karena dikeluarkannya peraturan pemerintah tentang legalisasi pembredelan. Walaupun begitu, pers tetap menjadi sarana penerangan yang penting dalam pembangunan di segala bidang. Di sisi lain, televisi swasta mulai banyak beroperasi sejak diberikannya ijin oleh pemerintah.

3·7         Masa Reformasi
Pada tahun 1998, pers lebih terbuka dan bebas sejak dikeluarkannya UUD yang menjamin kemerdekaan pers. Tidak ada lagi surat ijin terbit, penyensoran, pembredelan, dan pelarangan penyiaran, sehingga banyak bermunculan media berita baru. Pers lebih berperan untuk memberikan informasi pada masyarakat sesuai apa yang mereka liput, tanpa terpengaruh oleh pemerintah. Pers juga melakukan pengawasan, kritik, dan saran terhadap kinerja pemerintah untuk kepentingan umum.

4.      Kesimpulan
Kehidupan pers dan jurnalistik sudah sangat berkembang sejalan dengan berkembangnya kemajuan zaman dan teknologi. Kehidupan politik, ideologi, dan kebudayaan suatu bangsa juga mempengauhi perkembangannya. Peranan pers dan jurnalistik yang sekarang begitu hebat menjadi salah satu komponen penting bagi pembentukan masyarakat. Penyebaran informasi menjadi lebih cepat dan efisien sejalan dengan berbagai media pendukung yang telah maju.
Berkembangnya media informasi juga bisa dilihat saat ditemukannya mesin cetak. Bila dahulu penyebarannya masih menggunakan tulisan tangan, sekarang terdapatlah koran atau majalah yang dicetak. Setelah itu, radio dan televisi juga ikut membantu penyebaran informasi. Penemuan satelit dan internet mengubah kehidupan media informasi dan pers. Masyarakat luas dapat mengakses berbagai informasi hanya dalam teknologi yang mereka miliki.
Sedangkan perkembangan jurnalistik dapat dilihat jurnalis yang awalnya hanya mencatat hasil rapat senat Acta Diurna, pencarian informasi sensasional jurnalisme kuning, kemudian VOC yang menuliskan berita, hingga masa reformasi Indonesia dimana jurnalis dapat bebas mencari dan menyebarkan informasi yang mereka anggap menarik.

5.      Sumber Referensi
Lecture Note

Tidak ada komentar:

Posting Komentar