Minggu, 22 November 2015

Makalah Penyampaian Budaya dalam Instagram





PENYAMPAIAN PESAN BUDAYA DALAM MEDIA SOSIAL INSTAGRAM


Oleh :
Ray Paulus
Catherine
Filbert Nathanael
Grace Rottie
Hizkia Dwiatmaja
Kevin Loanda
Billy Alexander





BAB 1: PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang

Teknologi adalah proses yang meningkatkan nilai tambah, yang menggunakan atau menghasilkan suatu produk , produk yang dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena itu menjadi bagian integral dari suatu sistem (Miarso, 2007).
Masyarakat yang menuntut kemudahan membuat teknologi semakin berkembang yang mendasari perkembangan awal munculnya era digital. Era digital merupakan masa di mana sebagian besar masyarakat menggunakan sistem teknologi digital dalam kehidupan sehari-harinya. Sistem digital mengacu pada bentuk bahasa binari, yang terdiri dari urutan angka 0 dan 1, yang menggantikan sistem analog yang menggunakan sinyal tiruan dari suara/ sinyal asli yang didapat secara utuh dari alam, yang kualitasnya dapat terganggu oleh faktor luar (noise) (Carlin, 2010: 229).
Telah terbukti bahwa layanan berbasis teknologi digital memudahkan masyarakat dalam mengakses beragam jenis layanan, (Rust dan Kannan, 2002) mulai dari penggunaan jaringan elektronik, hingga media sosial. Media sosial adalah seperangkat aplikasi yang berjalan dalam jaringan internet dan memiliki tujuan dasar untuk saling bertukar isi atau konten. (Andreas Kaplan dan Michael Haenlein). Salah satu contohnya ialah Instagram.
 Instagram merupakan salah satu media yang mendukung orang untuk menyampaikan informasi melalui foto. Instagram dibuat pada bulan Oktober tahun 2010 oleh Kevin Systrom dan Mike Krieger, dan memiliki hingga 300 juta pengguna aktif perbulannya (Menurut data statistik situs Instagram Januari 2015). Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan oleh Zachary McCune, produksi pribadi dan penerimaan sosial merupakan alasan mengapa banyak orang menggunakan Instagram.
Media sosial seperti Instagram tersebut merupakan salah satu layanan dimana aktifitas komunikasi dapat dilakukan. Komunikasi adalah proses dimana simbol verbal dan non-verbal disampaikan dan diterima (William J. Seller). Komunikasi non-verbal, yang merupakan bahasa visual yang terdapat dalam Instagram, adalah komunikasi yang diungkapkan dengan pesan-pesan non-verbal seperti bahasa sinyal (sign language) dengan benda (object language) atau gerak (gesture language), dan bahasa tindakan/tubuh (action/body language). Komunikasi non-verbal seringkali terungkap dalam kehidupan sehari-hari lewat komunikasi lisan tatap muka langsung/face-to-face (Atep Adya Barata, 2003).
Dalam foto-foto di Instagram tersebut juga mengandung unsur berbagai jenis kehidupan masyarakat. Segala hal yang terkait dengan seluruh aspek kehidupan manusia, yang dihayati dan dimiliki bersama disebut dengan “Kebudayaan”. Budaya merupakan suatu cara hidup atau kepercayaan sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Unsur-unsur seperti simbol agama dan politik, acara adat, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni kadangkala tercermin dalam foto-foto tiap individu, Sehingga perlu diketahui peran Instagram sebagai media penyampaian pesan budaya.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana peran instagram dalam proses penyampaian pesan budaya?
2.      Apakah media instagram dapat menyebabkan proses akulturasi?

1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1    Tujuan Akademis
1. Memahami bagaimana Instagram menjadi media dalam proses penyampaian pesan budaya.
2. Menjelaskan hubungan antara media instagram dengan proses akulturasi dalam masyarakat.
1.3.2    Tujuan Praktis
1. Memberi kesadaran masyarakat tentang bagaimana media sosial instagram dapat menjadi mediator untuk menyampaikan pesan budaya .masyarakat tertentu.
2. Memberi kesadaran masyarakat tentang bagaimana media sosial instagram dapat mempengaruhi budaya masyarakat.





1.4 Landasan Teori
1.4.1 Teori struktur kumulatif
Teori ini dikemukakan oleh Ekman dan Friesen yang lebih banyak membahas tentang makna dalam gerak tubuh dan ekspresi wajah. Dalam teori ini, dijelaskan bahwa seluruh komunikasi nonverbal merefleksikan 2 hal yaitu: apakah suatu tindakan disengaja dan apakah tindakan harus mengandung pesan verbal. Sebagai contoh, gerak tangan ketika seseorang menceritakan sesuatu merupakan gerakan yang disengaja dan tidak memiliki arti tanpa disertai ungkapan verbal. Lain halnya dengan ekspresi muka gembira yang dapat dimengerti tanpa harus didukung oleh ungkapan verbal. Demikianlah kedua hal tersebut menambahkan makna dalam proses komunikasi. Inilah yang disebut “Expressive Behavior” oleh Ekman dan Friesen.
Ekman dan Friesen juga menjelaskan lima kategori dari expressive behavior, yaitu emblem, ilustrator, regulator, adaptor, dan penggambaran perasaan. Kelima hal ini menjabarkan lebih lanjut komunikasi dan makna yang berkaitan di dalamnya. Emblem adalah gerakan atau ekspresi yang disengaja dan memiliki makna sama dengan pesan verbal, seperti anggukan kepala, atau acungan jempol. Ilustrator adalah gerakan atau ekspresi yang mendukung pesan verbal, seperti raut muka serius atau penggambaran sesuatu oleh gerakan tangan. Regulator merupakan tindakan disengaja yang digunakan dalam percakapan, seperti senyuman atau mengangkat alis sebagai pengatur arus informasi. Sementara adaptor adalah tindakan disengaja untuk menciptakan rasa kenyamanan bagi tubuh atau emosi dalam komunikasi, seperti menggaruk rambut, menggigit pensil, menggerakkan kaki, dan lain-lain. Sedangkan kategori yang terakhir, yaitu penggambaran emosi dapat disengaja maupun tidak, dapat mendukung pesan verbal maupun berdiri sendiri. Penggambaran emosi dapat disebut juga “Affect Display” yang  menurut Ekman dan Friesen, terdapat tujuh bentuk universal, yaitu: marah, menghina, malu, takut, gembira, sedih, dan terkejut.
1.4.2 Teori Fungsional Komunikatif
Teori ini dikemukakan oleh Burgoon, yang memfokuskan pada kegunaan, motif, atau hasil dari suatu proses komunikasi non verbal, bukan sekedar pada apa yang ditampilkan oleh komunikan. Apa yang dilakukan komunikasi non verbal lebih ditekankan dibandingkan bagaimana cara kerja komunikasi tersebut. Dalam teori ini dijelaskan tentang hubungan komunikasi non verbal dengan tujuan-tujuan yang ada di baliknya, seperti persuasi dan desepsi, dan bagaimana suatu inisiatif untuk berinteraksi dipandang penting serta bersifat multifungsional dalam proses komunikasi.
1.5 Metode  penelitian
Dalam penelitian ini, akan digunakan metode penelitian kualitatif. Data akan dikumpulkan secara studi pustaka dari berbagai sumber yang telah di verifikasi. Observasi juga dilakukan berdasarkan foto yang di dapat yang memiliki unsur budaya didalamnya, seperti unsur-unsur seperti simbol agama dan politik, acara adat, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni lainnya. Pengambilan sampel foto dilakukan selama seminggu dari media sosial Instagram. Kegiatan penelitian dibantu dengan instrumen komputer, smartphone, dan jaringan internet untuk mengakses media sosial Instagram.

BAB 2: ANALISIS
2.1 Pembahasan
            Komunikasi merupakan proses yang pasti terjadi dalam kehidupan manusia. Komunikasi atau “communication” berasal dari bahasa Latin “communis” yang berarti sama, communico, communication, atau communicare yang berarti membuat sama (Dedy Mulyana, 2005 : 41). Hal ini menyatakan bahwa suatu komunikasi yang efektif hanya dapat tercapai apabila terjadi kesamaan makna antara komunikator dengan komunikan. Sedangkan komunikasi itu sendiri adalah sebuah cara yang diggunakan untuk menyampaikan pesan atau stimuli, yang melibatkan dua orang atau lebih, dengan tujuan sang receiver (komunikan) dapat menerima sinyal atau pesan yang dikirimkan oleh source (komunikator) untuk mempengaruhi perilaku mereka (Colin Cherry, Gerald R. Miller). Pesan merupakan segala sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima melalui komunikasi, yang dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda (Hafied Cangara dalam bukunya Pengantar Ilmu Komunikasi). Proses komunikasi juga tidak selalu berjalan lancar. Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai gangguan atau noise (Suprapto, 2009:14). Banyak hal yang dapat dikatakan sebagai noise dalam sebuah komunikasi, contohnya suara yang terlalu kecil atau besar, kebisingan di lingkungan tempat terjadinya komunikasi, pencetakan huruf yang tidak jelas, perbedaan bahasa dan pemahaman, serta sinyal media komunikai yang kurang baik.
Budaya atau kebudayaan sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu “buddhayah”, yang berasal dari kata “buddhi” dan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi akal manusia. Sedangkan definisi dari budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi (Tubbs, Moss:1996). Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan dan karya seni. komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang berbeda budaya, baik dalam ras, etnik, sosioekonomi dan lain-lain, disebut sebagai komunikasi antarbudaya (Stewart L. Tubbs). Komunikasi dan budaya merupakan dua faktor yang saling berkaitan dan berpengaruh satu sama lain. kebudayaan menentukan aturan & pola-pola komunikasi, juga melalui komunikasi kita membentuk  kebudayaan. Jika bukan karena kemampuan manusia untuk berkomunikasi, pengetahuan, makna, simbol, aturan, serta nilai-nilai budaya akan sulit berkembang. Melalui komunikasi kita dapat mewariskan unsur-unsur kebudayaan ke generasi berikutnya serta dari satu tempat ke tempat lain. Disinilah fungsi komunikasi sebagai mediator pesan budaya, yaitu dimana setiap pemberitahuan, informasi, kata, yang berkenaan dengan budaya dikirimkan dari satu orang ke orang lain melalui proses komunikasi sebagai perantaranya. Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin.
2.2 Peran instagram dalam proses penyampaian pesan budaya
Instagram merupakan salah satu media sosial di internet dimana aktifitas komunikasi terjadi. Dalam Instagram, setiap orang di seluruh dunia dapat berbagi informasi melalui foto ke dalam internet. Dari hasil penelitian yang dilakuan, jenis-jenis foto yang sering di bagikan di Instagram dapat berupa foto kuliner, personal, landscape, event, barang, dan kutipan/quotes. Dari beragam jenis foto tersebut  dapat ditemukan beberapa foto-foto yang mengandung unsur budaya diantaranya seperti makanan khas daerah tertentu, fashion, simbol suatu keagamaan, acara adat, bangunan adat, dan berbagai macam lainnya. Hal ini dapat menyatakan bahwa Instagram dapat menjadi mediator banyak pesan budaya. Instagram menjadi jaringan media sosial yang luas dan dimiliki oleh banyak orang dari setiap daerah dan tempat, yang menyebabkan banyak pula budaya yang terdapat dalam media Instagram.
Berikut ini adalah beberapa contoh foto yang memiliki unsur budaya di dalamnya. Dapat dilihat bahwa foto-foto tersebut merepresentasikan unsur budaya seperti pada saat acara adat berlangsung, makanan khas suatu daerah, tarian daerah, fashion, interior suatu bangunan daerah, dan bahkan simbol suatu kepercayaan tertentu.

Dari beberapa foto yang memiliki corak budaya di Instagram tersebut, dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa jenis (Almiravalda, brainly.co.id), yaitu:

1.      Sistem Kepercayaan (Religi)
Corak budaya mengenai kepercayaan dalam Instagram dapat dilihat melalui foto tentang simbol-simbol agama, kegiatan upacara adat, bangunan atau tempat ibadah yang dibagikan.
2.      Sistem Pengetahuan dan bahasa
Dalam Instagram, tidak jarang pula terdapat berbagai macam corak bahasa yang terlihat dari foto quotes maupun komentar. Foto-foto yang dibagikan memiliki informasi tersendiri di dalamnya.
3.      Peralatan dan Perlengkapan Hidup Manusia
Segala macam peralatan yang digunakan manusia menyimpan corak budaya tersendiri, seperti contoh, senjata keris yang merupakan senjata khas nusantara di khawasan Indonesia bagian barat dan tengah, perahu jukung (kano) sebagai alat transportasi khas daerah Kalimantan Timur, dan lainnya.
4.      Mata Pencaharian dan Sistem Ekonomi
Dalam mata pencaharian terbagi menjadi 2, yaitu mata pencaharian penduduk yang memiliki corak sederhana dan corak modern. Mata pencaharian penduduk yang memiliki corak sederhana lebih kepada pemanfaatan lahan dan sumber daya alam, seperti pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan. Sedangkan dalam corak modern tidak melakukan pemanfaatan pada lahan dan sumber daya alam, seperti jasa, transportasi, dan pariwisata.
5.      Sistem kemasyarakatan
Sistem kemasyarakatan adalah pengelompokan orang-orang dalam suatu masyarakat. Sistem kemasyarakatan dapat dilihat berdasarkan beberapa kriteria, yakni:
a.       Berdasarkan tempat : seperti orang Sunda,  orang papua, dan lainnya.
b.      Berdasarkan status: seperti sekelompok bangsawan, orang miskin, dan lainnya.
c.       Berdasarkan profesi mata pencaharian: seperti pekerjaan sekelompok nelayan, petani, dan lain-lain.
6.      Kesenian
Hal kesenian bisa dilihat dari berbagai macam kerajinan, patung, lukisan, dan lainnya yang mengandung corak budaya masyarakat tertentu yang dibagikan melalui foto di Instagram.
7.      Kuliner
Foto-foto makanan atau minuman di Instagram dapat mencerminkan budaya khas suatu daerah. Seperti nasi tumpeng saat acara nikahan, makanan sagu khas Papua, dan lainnya.

Selain itu, dalam menyampaikan pesan budaya, Instagram juga memiliki beberapa fungsi lain, yakni:
a.        Dokumentasi/menyimpan
Dokumen adalah kumpulan data yang berbentuk nyata dan diperoleh berdasarkan sistem pengelolaan data yang disebut dengan proses dokumentasi. Tanpa adanya dokumentasi, data tersebut tidak akan menjadi sebuah dokumen yang real. Dan menurut para ahli, dokumentasi adalah proses yang dilakukan secara sistematis mulai dari pengumpulan hingga pengelolaan data yang menghasilkan kumpulan dokumen. Dokumentasi itu sendiri tujuannya adalah untuk memperoleh dokumen yang dibutuhkan berupa keterangan dan hal-hal yang membuktikan adanya suatu kegiatan yang didokumentasikan. Instagram dapat berperan sebagai database dan aplikasi untuk menyimpan berbagai jenis budaya yang ada. Dapat kita lihat dari foto-foto yang berhubungan dengan kebudayaan di instagram.
b.      Media untuk berbagi pengalaman, pengetahuan, serta identitas diri
Dengan ditemukannya media sosial, orang-orang dapat lebih mudah membagikan/sharing informasi yang mereka miliki. Mulai dari pengalaman, pengetahuan, tips, karya, identitas diri, serta kebudayaan. Dengan membagikan informasi-informasi tersebut, orang-orang dapat menerima apresiasi.
c.       Membentuk komunitas
Grup terbentuk dari sekumpulan individual. Ada berbagai jenis grup, dari basis keluarga hingga profesional, kebanyakan grup memiliki tujuan yang sama, dan anggotanya di harapkan untuk mengusahakan hingga tujuan tersebut tercapai. Ada banyak instansi dimana sebuah grup dibentuk dari ketertarikan yang spesifik, walau begitu anggotanya tersebar dimana-mana. Peralatan digital mengijinkan anggota sebuah grup untuk melewati jarak yang jauh untuk membentuk grup dengan tujuan yang sama. Pembagian pesan budaya juga dapat menjadi tujuan sebuah grup, sebagai contoh, sebuah cyber community yang khusus memfokuskan pada membagi foto budaya cosplay dari jepang. Cyber community atau komunitas online adalah kelompok sosial ketika sejumlah orang membahas percakapan umum dan membentuk jaringan hubungan pribadi dalam Internet. (Rheingold, 1993, p. 5). Walaupun instagram tidak memiliki fitur group chat, instagram memiliki fitur hashtag yang memungkinkan orang untuk berbagi foto-foto dalam kategori hashtag yang sama. Contohnya mereka yang memiliki minat pada fashion akan mengunduh foto-foto yang berhubungan dengan fashion juga, sehingga terbentuk suatu komunitas di dalam hashtag fashion tersebut.
2.3 Instagram dan akulturasi budaya
Akulturasi berasal dari bahasa Latin yaitu acculturate yang memiliki arti “tumbuh dan berkembang bersama”. Jadi akulturasi merupakan proses sosial yang timbul apabila sekelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan pada unsur- unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur- unsur asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu. (Koentjaraningrat 2005:155).
Instagram merupakan sebuah media yang lebih dikhususkan untuk berbagi foto. Instagram digunakan penggunanya untuk mengabadikan momen-momen yang pernah terjadi ataupun yang sedang terjadi. Momen-momen tersebut dapat berupa suatu kejadian, karya seseorang, maupun suatu produk iklan. Media instagram ini banyak memberi dampak bagi penggunanya. Instagram juga merupakan suatu media komunikasi dengan cara visual atau non-verbal. Budaya dan komunikasi saling berhubungan, karena kedua elemen tersebut saling mempengaruhi dan bersifat timbal-balik. Komunikasi dapat membuat seseorang lebih kreatif dalam mengekspresikan budayanya, sebaliknya budaya itu sendiri dapat mempengaruhi cara orang berkomunikasi dikarenakan budaya membentuk persepsi seseorang.
            Salah satu media sosial yang dapat memberikan pengaruh terhadap budaya seseorang adalah Instagram. Perubahan yang terjadi dapat kita lihat dari perubahan budaya fashion. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh firma SumAll, instagram merupakan media sosial yang paling diminati dalam membuat sebuah bisnis menjadi lebih cepat hingga mencapai Return of Investment jika dibandingkan dengan sosial media yang lainnya. Ini terbukti dalam semakin pesatnya pertumbuhan Instagram (Hingga 23% tiap bulan Menurut data statistik GlobalWeb Index pada 2013) dan banyaknya pengguna aktif yang lebih memilih Instagram untuk membagikan foto-foto mereka. Semakin banyaknya peminat di Instagram memberikan dampak terhadap media bisnis yang ada di Instagram, seperti Online Shop.
Dalam Online Shop disediakan banyak pilihan, seperti pakaian untuk wanita, pria, sepatu, maupun aksesoris dan perhiasaan, yang disertai foto menarik dan memikat konsumen. Kita bisa mengambil contoh negara Indonesia. Groupon melakukan riset dan terbukti bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang lebih banyak memilih belanja di Online di antara 12 negara di Asia. Survei ini melibatkan 25.070 responden yang dilakukan pada akhir tahun 2013, membuktikan bahwa 66% konsumen di Indonesia sangat menyukai belanja online, termasuk dalam hal fashion. Di dalam Online Shop bukan hanya barang-barang dalam negeri saja yang disediakan, melainkan juga barang-barang dari luar negeri. Dalam hal ini terlihat bahwa Online Shop dalam media sosial Instagram dapat mempengaruhi akulturasi budaya. Budaya luar yang masuk ke Indonesia lama-kelamaan mempengaruhi cara berpakaian orang Indonesia, seperti contoh wanita remaja yang mengikuti fashion Korea atau Jepang. Namun, cara berpakaian asli budaya Indonesia tetap tidak ditinggalkan, seperti menggunakan pakaina batik ketika menghadiri suatu acara resmi.

2.4 Hubungan budaya dalam Instagram dengan teori yang ada
Dalam media sosial instagram, setiap pengguna dapat dengan bebas mengekspresikan apa yang mereka ingin sampaikan melalui foto-foto yang mereka bagikan. Di tiap foto, terdapat suasana gembira, serius, sedih, yang menggambarkan emosi atau disebut juga “Affect Display”. Dalam segi budaya, dapat dilihat dari gerakan dan ekspresi wajah seseorang saat melakukan berbagai kegiatan, seperti saat melakukan upacara adat, menyantap makanan khas suatu daerah tertentu, bergaya dengan menggunakan busana tertentu, dan banyak lainnya. Gerakan atau tindakan-tindakan tersebut dapat disengaja maupun mengandung suatu pesan. Demikianlah hal ini merupakan contoh “Expressive Behavior” dalam teori struktur kumulatif yang dijelaskan oleh Ekman dan Friesen.
Sedangkan dari sisi fungsional seperti yang dijelaskan Burgoon, foto-foto tersebut pastinya memiliki pesan tertentu yang ingin disampaikan dari komunikan kepada orang lain yang melihatnya. Seperti contoh, terdapat informasi mengenai suatu hal yang ingin orang lain ketahui, adanya motif yang merupakan dorongan dalam diri pelaku yang timbul dikarenakan adanya kebutuhan-kebutuhan yang ingin dipenuhi seperti eksistensi diri, atau bahkan adanya tujuan yang tertentu yang ingin dicapai seperti persuasi dalam Online Shop.

BAB 3: KESIMPULAN
Perkembangan teknologi yang pesat karena tuntutan masyarakat akan kemudahan menghasilkan layanan seperti media sosial, seperti Instagram. Instagram digunakan sebagai sarana komunikasi non-verbal lewat pembagian/sharing foto-foto. Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan simbol verbal dan non-verbal. Komunikasi non-verbal diungkapkan lewat pesan non-verbal seperti bahasa sinyal, benda, gerakan tubuh, dan juga gambar atau foto. Sedangkan komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang berbeda budaya disebut sebagai komunikasi antarbudaya. Melalui komunikasi antarbudaya manusia mewariskan unsur-unsur kebudayaan dari generasi mereka ke generasi berikutnya, serta dari satu tempat ke tempat lain.
Beberapa foto di Instagram mengandung unsur kebudayaan, yakni hal yang terkait dengan seluruh aspek kehidupan manusia, yang dihayati dan dimiliki bersama, termasuk  unsur-unsur seperti simbol agama, makanan khas, acara adat, perkakas, busana, bangunan daerah, dan karya seni. Disinilah dapat kita temukan peran Instagram sebagai mediator pesan budaya, dimana segala macam informasi yang berkenaan tentang budaya dibagikan satu dengan yang lain. Hal ini didukung dari banyaknya pengguna instagram yang mencapai 100 juta pengguna aktif perbulannya dari segala daerah yang menyebabkan beragam pula budaya yang ada di dalamnya.
Selain itu, penggunaan Instagram dapat menyebabkan proses akulturasi. Contohnya seperti Online Shop dalam Instagram yang telah mengubah cara berpakaian orang Indonesia, karena masuknya budaya luar lewat pasar-pasar online tersebut, namun penggunaan fashion Indonesia tetap tidak ditinggalkan, seperti penggunaan batik dalam acara resmi.
Foto-foto yang terdapat dalam Instagram merupakan kebebasan dari ekspresi dan emosi tiap individu, (Expressive Behavior) yang mengandung corak budaya tersendiri. Dibalik foto-foto tersebut, terdapat pesan tertentu yang ingin disampaikan, baik informasi, motif seperti eksistensi diri, atau bahkan adanya tujuan yang tertentu yang ingin dicapai seperti persuasi (Fungsional Komunikatif).

Daftar Pustaka
Teori komunikasi verbal dan non verbal.pdf
http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia/semua-download-31.html
http://silontong.com/2014/05/21/7-informasi-pengertian-teknologi-menurut-para-ahli/
://www.academia.edu/7330634/MAKALAH_PENGANTAR_BISNIS_MENGELOLA_SISTEM_INFORMASI_DAN_TEKNOLOGI_KOMUNIKASI
https://totems.co/instagram-statistics/
http://readwrite.com/2012/03/14/study_why_do_people_use_instagram
http://fortune.com/2014/10/10/how-kevin-systrom-got-started/
http://www.lurycoco.com/2013/03/instagram-sebagai-media-komunikasi/
http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html
http://malesbanget.com/2014/10/ini-dia-7-jenis-foto-yang-paling-sering-dishare-di-instagram
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-2-01070-MC%20Bab2001.pdf
http://www.academia.edu/4576633/TEORI_KOMUNIKASI_ANTARBUDAYA
http://thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2007-2-00271-JP%20Bab%202.pdf (Teori kebudayaan.pdf)
http://www.duniapelajar.com/2014/07/16/pengertian-dokumentasi-menurut-para-ahli/
http://thesis.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/Bab%202_09-154.pdf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar